Hello …My Name is Denny…..

July 9th, 2009

case Knowledge Management

Posted by Denny Fatahan in case Knowledge Management

PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP KINERJA KARYAWAN: STUDI …

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP KINERJA

KARYAWAN: STUDI KASUS DEPARTEMEN

FRONT OFFICE SURABAYA PLAZA HOTEL

Natalia Kosasih

Dosen Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Email: natalia_bryan@yahoo.com

Sri Budiani

Alumnus Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Email: chen_swangswang@yahoo.com

Abstrak: Pada era persaingan bebas saat ini diharapkan knowledge management dapat memberikan

kontribusi yang baik bagi sumber daya manusia khususnya pada dunia hospitality. Penelitian ini bertujuan

mengukur pengaruh dari knowledge management terhadap kinerja karyawan dengan studi kasus pada

departemen front office di Surabaya Plaza Hotel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa knowledge

management secara tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan, ada pengaruh yang signifikan antara

personal knowledge terhadap job procedure, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja

karyawan adalah technology.

Kata kunci: knowledge management, kinerja karyawan, Surabaya Plaza Hotel.

Abstract: At the era of the global competition, knowledge management hopefully could provide sufficiently

significant contributions to human resources, particularly among the hospitality world. This research is

aimed at measuring the influence of knowledge management on the performance of the employees using

case studies on the front office department at the Surabaya Plaza Hotel. The outcome of this research

reveals that knowledge management indirectly affects the employee’s performance, personal knowledge

significantly affects job procedure, and the most dominant element of influencing the employee’s

performance is technology.

Keywords: knowledge management, working performance, Surabaya Plaza Hotel

Hotel sebagai salah satu industri jasa yang

menyediakan jasa penginapan mengalami perkem-

bangan yang sangat pesat, sehingga timbul banyak

persaingan dalam industri ini. Di masa krisis yang

melanda seperti saat ini, banyak pihak yang menya-

dari adanya tuntutan untuk memiliki kemampuan

dalam membuat rencana pengembangan sumber

daya manusia yang berkualitas.

Dalam upaya pengembangan ini, pihak mana-

jemen khususnya di bidang jasa seperti hotel dapat

melakukan perbaikan ke dalam, yaitu dengan mela-

kukan performance appraisal. Menurut pendapat

Rivai (2005) evaluasi kinerja (performance evalua-

tion) yang dikenal juga dengan istilah penilaian kerja

(performance appraisal), performance rating, per-

formance assessment, employee evaluation, merit,

rating, efficiency rating, service rating, pada

dasarnya merupakan proses yang digunakan

perusahaan untuk mengevaluasi job performance.

Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan

memberikan manfaat yang penting bagi karyawan,

departemen sumber daya manusia, maupun bagi

hotel itu sendiri.

Lebih lanjut kinerja karyawan akan mencapai

hasil yang lebih maksimal apabila didukung dengan

knowledge yang dimiliki. Setiap karyawan diharap-

kan dapat terus menggali pengetahuannya dan tidak

hanya bergantung atau terpaku pada sistem yang ada.

Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap karyawan

mempunyai peran di dalam meningkatkan per-

usahaannya. Seperti yang dikatakan oleh Fatwan

(2006), faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis

saat ini bukan lagi era informasi, tetapi sudah beralih

ke era pengetahuan.

Menyadari adanya fenomena tersebut maka

Surabaya Plaza Hotel melakukan suatu gebrakan

dengan menerapkan knowledge management (KM)

pada karyawannya. Berdasarkan penuturan Anshori

(2004) selaku General Manager SPH, knowledge

management yang diterapkan pada Surabaya Plaza

Hotel terbagi menjadi 2 yaitu, tacit knowledge dan

explicit knowledge. Yang pertama adalah penge-

tahuan individu yang didapat dari pengalaman

keseharian, yang sulit diduplikasikan dan diajarkan

kepada orang lain dimana penulis mengkategorikan

dalam bentuk pengetahuan individu atau personal

80

Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

81

knowledge. Yang kedua, pengetahuan yang bisa

ditransformasikan antar individu sehingga lebih

mudah dideskripsikan ke dalam dokumen, praktik,

pelatihan dan lain-lain dimana penulis mengkategori-

kan dalam bentuk job procedure, dan technology.

Pada akhirnya suatu sistem manajemen baru

seperti knowledge management tentunya membutuh-

kan proses yang cukup lama untuk penyesuaiannya,

sehingga dibutuhkan metode-metode yang koope-

ratif agar dapat membantu kelancaran sistem ter-

sebut. Surabaya Plaza Hotel sendiri telah menjalan-

kan sistem ini sejak pertengahan juni 2002 lalu,

walaupun ada hambatan dan kesulitan yang dihadapi

namun pasti ada hasil yang telah diraih oleh pihak

manajemen sendiri.

TEORI PENUNJANG

Konsep Knowledge Management

Knowledge management menjadi guidance

tentang pengelolaan intangible assets yang menjadi

pilar perusahaan dalam menciptakan nilai (dari

produk/jasa/solusi) yang ditawarkan perusahaan

kepada pelanggannya. Oleh karena itu, pemahaman

mengenai nilai buku perusahaan harus disertai

dengan pemahaman nilai intangible assets perusa-

haan.

Jenis penerapan knowledge management ada dua,

yaitu:

1. Tacit Knowledge

Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal,

dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk

diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,

2004). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit

knowledge dikategorikan sebagai personal know-

ledge atau dengan kata lain pengetahuan yang

diperoleh dari individu (perorangan).

Menurut Bahm (1995, p. 199) penelitian pada

sifat dasar pengetahuan seketika mempertemukan

perbedaan antara knower dan known, atau seringkali

diartikan dalam istilah subject dan object, atau

ingredient subjective dan objective dalam penga-

laman.

Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentu-

nya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi

yang tidak dapat diprediksi. Definisi experience yang

diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the

process of gaining knowledge or skill over a period

of time through seeing and doing things rather than

through studying. Yang artinya proses memperoleh

pengetahuan atau kemampuan selama periode ter-

tentu dengan melihat dan melakukan hal-hal dari-

pada dengan belajar.

2. Explicit knowledge

Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis

yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi

(Carrillo et al., 2004). Penerapan explicit knowledge

ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh

dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang dido-

kumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat

mempelajarinya secara independent. Explicit know-

ledge dalam penelitian ini adalah job procedure dan

technology.

Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas

yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara

melakukan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori

selaku pihak yang mencetuskan knowledge mana-

gement, salah satu bentuk konkret dari explicit

knowledge adalah Standard Operation Procedure.

Standard Operation Procedure atau prosedur pelak-

sanaan dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas

dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan semakin

mudah dikerjakan dan tamu akan terbiasa dengan

sistem pelayanan yang ada.

Teknologi merupakan salah satu elemen pokok

yang terdapat pada knowledge management, dikenal

sebagai media yang mempermudah penyebaran

explicit knowledge. Salah satu teknologi paling

mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak

perusahaan untuk proses penyebaran knowledge

adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada

kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melaku-

kan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge

secara ”on line”. Intranet atau disebut juga internal

internet merupakan salah satu bentuk teknologi

yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet

menawarkan kesempatan untuk menggunakan tele-

komunikasi yang maju yang telah dikembangkan

dari internet.

Konsep Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang

dihasilkan oleh masing-masing karyawan untuk

membantu badan usaha dalam mencapai dan me-

wujudkan tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja

dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu

karena masing-masing dari karyawan memiliki

tingkat kemampuan yang berbeda. Kinerja seseorang

tergantung pada kombinasi dari kemampuan, usaha,

dan kesempatan yang diperoleh (Dale, 1992, p. 3).

Menurut Bernardin dan Russel (1993, p. 382)

terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan,

yaitu:

1. Quality

Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada

cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau

memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-88

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

82

2. Quantity

Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai

mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus

aktifitas yang telah diselesaikan.

3. Timeliness

Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan

dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentu-

kan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk

aktifitas lain.

4. Cost effectiveness

Tingkatan dimana penggunaan sumber daya

perusahaan berupa manusia, keuangan, dan tek-

nologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil

yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari

tiap unit.

5. Need for supervision

Tingkatan dimana seorang karyawan dapat mela-

kukan pekerjaannya tanpa perlu meminta per-

tolongan atau bimbingan dari atasannya.

6. Interpersonal impact

Tingkatan di mana seorang karyawan merasa

percaya diri, punya keinginan yang baik, dan

bekerja sama di antara rekan kerja.

Namun dari ke-6 kriteria tersebut, terdapat

kriteria yang penulis anggap tidak relevan untuk

penelitian ini, yaitu cost effectiveness dikarenakan

yang dapat mengetahui dan melakukan pengukuran

keefektifan biaya adalah karyawan pada level

managemen bukan karyawan operasional, dimana

dalam penelitian ini yang dipilih sebagai anggota

sampel adalah karyawan operasional.

Hubungan Antara Knowledge Management dan

Kinerja Karyawan

Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka

perusahaan membutuhkan sistem yang baik pula.

Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang

ada melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang

terkait langsung yaitu sumber daya manusianya.

Salah satu sistem manajemen yang menawarkan

suatu disiplin yang memperlakukan intelektual seba-

gai aset yang dikelola adalah knowledge mana-

gement (Honeycutt, 2002), yang diukur dengan 3

variabel yaitu personal knowledge, job procedure,

dan technology. Dalam prakteknya knowledge mana-

gement dapat menjadi guidance tentang pengelolaan

intangible asset yang menjadi pilar perusahaan

dalam menciptakan nilai. Perusahaan perlu menge-

tahui sejauh mana knowledge management berperan

di dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya

di indusrti perhotelan. Maka dari itu, kinerja karya-

wan akan diukur melalui 5 kriteria penilaian karya-

wan, yaitu: quality, quantity, timeliness, need for

supervision, dan interpersonal impact.

Kerangka Berpikir

IMPLEMENTASI

KNOWLEDGE

MANAGEMENT

SURABAYA PLAZA HOTEL

PERSONAL KNOWLEDGE

Experience

EXPLICIT

KNOWLEDGE

TACIT KNOWLEDGE

JOB PROCEDURE

Pemahaman Standard

Operation Procedure

(SOP)

TECHNOLOGY

Penggunaan

Intranet

Kinerja Karyawan Front Office:

1. Quality

2. Quantity

3. Timeliness

4. Need for Supervision

5. Interpersonal Impact

FRONT OFFICE

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hipotesis

Berdasarkan teori di atas penulis menyusun hipo-

tesis sebagai berikut:

1. Personal knowledge, job procedure, technology

secara signifikan mempengaruhi kinerja karya-

wan hotel.

2. Personal knowledge berpengaruh terhadap pema-

haman karyawan akan job procedure.

3. Yang paling dominan mempengaruhi kinerja

karyawan hotel adalah job procedure.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian

ini adalah penelitian penjelasan (explanatory

research) dengan metode kuantitatif. Populasi pene-

litian ini adalah karyawan departemen front office di

Surabaya Plaza Hotel yang berjumlah 43 orang.

Metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah judgement sampling yaitu sampel yang dipilih

berdasarkan karakteristik tertentu, dalam hal ini

adalah karyawan front office Surabaya Plaza Hotel

pada level operasional yang bekerja minimal 1 tahun

sebanyak 26 orang.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpul-

kan, yaitu:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh

peneliti untuk tujuan khusus dalam menjawab

masalah penelitian (Malhotra, 2004). Data primer

dalam penelitian ini adalah data mengenai

implementasi knowledge management yang

terdiri dari: personal knowledge, job procedure,

Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

83

technology. Selain itu yang termasuk data primer

adalah data tentang kinerja karyawan berdasarkan

performance appraisal form yang bersumber dari

data sekunder Surabaya Plaza Hotel.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan

untuk tujuan tertentu selain dari masalah pene-

litian (Malhotra, 2004). Data penelitian sekunder

adalah berupa data mengenai Standard Operation

Procedure karyawan front office, struktur organi-

sasi Surabaya Plaza Hotel dan struktur organisasi

departemen front office, serta job description sub-

divisi front office antara lain reservation,

reception, business centre, telephone operator,

dan concierge.

Definisi Operasional Variabel

1. Personal knowledge adalah pengetahuan yang

diperoleh karyawan front office berupa penga-

laman baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari

sumber lainnya. Indikator empirik:

a. Setiap karyawan harus memiliki pengalaman

kerja minimal 1 tahun di bidangnya.

b. Karyawan yang berpengalaman cenderung

bekerja lebih profesional daripada karyawan

yang belum memiliki pengalaman sama

sekali.

c. Pengalaman bukan hanya diperoleh dari diri

sendiri tetapi juga dari orang lain.

d. Mendapatkan pengalaman baru setiap hari.

e. Pengalaman yang diperoleh memperkaya

pengetahuan.

f. Akan lebih baik apabila mempelajari penga-

laman dari departemen lain, walaupun tidak

termasuk dalam tanggung jawab karyawan

satu departemen.

g. Mengkomunikasikan pengalaman kerja de-

ngan rekan kerja.

h. Ikut ambil bagian dalam forum ’Sharing best-

practices’ dan membagikan pengalaman

untuk kemajuan perusahaan.

i. Kegiatan’Sharing best-practices’ bermanfaat

untuk menambah pengalaman.

j. Masalah yang dihadapi dapat dijadikan pela-

jaran yang berharga

2. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas

yang harus dijalankan oleh karyawan front office

berdasarkan Standard Operation Procedure

yang ada dan sifatnya formal. Indikator empirik:

a. SOP dapat menjamin terciptanya produk yang

standar meskipun dikerjakan oleh orang yang

berbeda.

b. Dengan adanya SOP pekerjaan menjadi ter-

arah dan terkoordinir.

c. SOP merupakan sarana komunikasi dalam

mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.

d. SOP dapat menunjukkan tanggung jawab

kerja dengan sangat jelas.

e. SOP dapat meningkatkan produktivitas kerja

dan mengefesiensi waktu.

f. Pemahaman mengenai SOP sudah sangat

baik.

g. SOP dapat dijadikan acuan dalam pelaksana-

an pelatihan dalam departemen saya.

h. SOP dalam departemen telah memenuhi

standar yang ada.

i. Seorang karyawan yang memiliki ide dari

pengalaman yang dimilikinya dan diubah

dalam bentuk SOP merupakan gagasan yang

baik.

j. SOP yang ada sudah memberikan hasil yang

cukup efektif.

3. Technology adalah media penyebaran informasi

melalui sarana intranet yang digunakan untuk

mendukung tiap kegiatan kerja di dalam

perusahaan. Indikator empirik:

a. Pemahaman tentang intranet sudah baik.

b. Frekuensi menggunakan fasilitas intranet

selama jam kerja.

c. Intranet merupakan sarana yang sesuai untuk

mendapat dan menyebarkan informasi.

d. Pengetahuan akan intranet wajib diketahui

oleh semua karyawan baik staff maupun

karyawan penyelia.

e. Fasilitas intranet yang ada saat ini sangat

membantu proses kerja karyawan.

f. Fasilitas intranet dapat meningkatkan efisiensi

kerja baik dari segi waktu dan biaya.

g. Frekuensi penggunaan intranet untuk mencari

informasi dan menambah pengetahuan.

h. Pemanfaatan teknologi di departemen sudah

benar-benar efektif.

i. Fasilitas Intranet sangat membantu di dalam

menyimpan dan mengirim data.

TEKNIK ANALISIS DATA

1. Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini penulis melakukan

perhitungan distribusi frekuensi dan mean (nilai

rata-rata) untuk memberikan gambaran atau

deskripsi dari data yang diperoleh.

2. Analisis Path Dengan Menggunakan Per-

modelan SEM (Structural Equation Modeling)

Menurut Basuki (2006) prinsip structural

equation model merupakan pendekatan ter-

integrasi dari confirmatory factor analysis dan

path analysis (analisis jalur). Analisis jalur mem-

pelajari apakah hubungan yang terjadi disebab-

kan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung

dari variabel independen terhadap variabel depen-

den, mempelajari ketergantungan sejumlah varia-

bel dalam suatu model (model kausal), mengana-

lisis hubungan antar variabel dari model kausal

yang telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar

JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-88

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

84

pertimbangan teoritis, serta menguji seperangkat

hipotesis kausal dan menginterpretasikan hu-

bungan tersebut (langsung atau tidak langsung).

3. Partial Least Square (PLS)

Partial least square dikembangkan sebagai alter-

natif untuk situasi dimana dasar teori pada peran-

cangan model lemah dan atau indikator yang

tersedia tidak memenuhi model pengukuran

refleksif. Partial least square merupakan metode

analisis yang powerful karena dapat diterapkan

pada semua skala data, tidak membutuhkan

banyak asumsi dan ukuran sample tidak harus

besar.

Leave a reply

:mrgreen: :neutral: :twisted: :shock: :smile: :???: :cool: :evil: :grin: :oops: :razz: :roll: :wink: :cry: :eek: :lol: :mad: :sad:

  • Monthly

  • Blogroll

  • Meta

    • Subscribe to RSS feed
    • The latest comments to all posts in RSS
    • Subscribe to Atom feed
    • Powered by WordPress; state-of-the-art semantic personal publishing platform.
    • Firefox - Rediscover the web