Hello …My Name is Denny…..

June 24th, 2009

case KM Dell

Posted by Denny Fatahan in Tugas Kelompok KM

Tugas Kelompok Kasus Dell Minggu 6

o Apa saja knowledge yang penting bagi perusahaan, dan apa dasar menentukan hal tersebut sebagai knowledge yang penting.

o Apakah ada aspek pengaruh lintas budaya di perusahaan dan bagaimana dengan transfer knowledge lintas budaya ini dilakukan atau diatasi permasalahannya.

Jawaban:

Point Pertama

Standar biaya dan kinerja di seluruh dunia; dengan Dell menetapkan standar tersebut bisa mempermudah perusahaan dalam hal penetapan biaya yang diperlukan dan kinerja yang standar di setiap negara di seluruh dunia dan mempermudah dalam hal pengaturan keuangan perusahaan. Dengan begitu dimanapun cabang perusahaan Dell di seluruh dunia maka akan memerlukan biaya yang standar di setiap negara. Begitu pula dengan kinerja standar perusahaan tersebut, dimana pun pelanggan Dell berada di setiap Negara dalam hal melakukan transaksinya, baik pembelian dan servis maka Dell akan memberikan standar servis dan kinerjanya terhadap para pelanggannya.

Pendekatan langsung kepada pelanggan; dengan melakukan pendekatan secara langsung kepada pelanggan maka Dell dapat memahami kebutuhan para pelangganya dan memberikan solusi komputasi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan berhubungan langsung dengan pelanggan berarti bahwa Dell bisa dengan mudah mengetahui secara persis apa yang diinginkan pelanggan.

E-Support Langsung

E-dukungan langsung merupakan salah satu tahapan strategi electronic commerce Dell. Internet mampu meningkatkan kecepatan dan arus informasi pada biaya yang lebih rendah. Hal tersebut merupakan alat tersendiri bagi Dell dalam rangka mempermudah pelanggannya untuk mendapatkan pelayanan. E-support akan memberikan layanan yang dirancang khusus untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam system uptimes, merampingkan proses dukungan pelanggan dan menurunkan biaya total sistem kepemilikan. Dengan www.dell.com, Dell merancang penggunaan internet untuk mendukung pengalaman revolusioner terhadap pelanggan. Termasuk diantaranya Dell On-line Knowledge Base, Ask Dudley, Resolution Assistant dan HelpTech. Dukungan informasi untuk setiap sistem dan dapat ditemukan di support.dell.com

Perjanjian dengan operator yang memadai untuk memastikan waktu pengiriman pesanan. Dell telah membuat perjanjian dengan operator resmi (Amerika, Airborne, Conway, Eagle, Pertama udara; FedEx, RPS, UPS dan Watkins) untuk mempercepat pengiriman ke seluruh dunia. DHL, FedEx dan Bax Global
telah digunakan secara luas di wilayah Asia Pasifik

Point Kedua

Dengan Dell melakukan ekspansi global, maka tentunya akan ada aspek pengaruh lintas budaya di perusahaan. Dell harus menyesuaikan dengan budaya di Negara dimana Dell melakukan ekspansinya. Meskipun Dell telah menetapkan standar biaya dan kinerja perusahaan, tetapi tetap saja Dell harus melakukan penyesuaian budaya, agar produk Dell tersebut dapat lebih mudah diterima di negara ekspansinya.

Sumber: http://komunitaskm.multiply.com/journal/item/13

McFarley berpendapat bahwa knowledge selalu berubah ketika dia berpindah tempat. Dalam perjalanannya knowledge itu selalu mengalami penerjemahan, tidak dapat berpindah secara linier saja. Oleh sebab itu materi knowledge dan hubungan antar ruang menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam konteks perjalanan knowledge. Hubungan antar ruang menjadi hal yang penting dalam perjalanan knowledge, sebab pertemuan antar ruang yang berbeda memerlukan penyelarasan antara kompetensi dan pengalaman individu-individu dalam ruang tersebut selama proses belajar. Belajar, menurut McFarley, berlangsung dalam konteks dekat dan jauh dalam ekologi spasial yang kompleks (2006:301). Oleh karena itu dalam lintas budaya ini, McFarley melihat pentingnya fokus pada pemahaman terhadap pengetahuan orang lokal, politik lokal serta geografi sebagai hal utama. Bukan berarti hal itu menempatkan pengetahuan lokal sebagai sesuatu yang mempunyai hak istimewa dibandingkan dengan pengetahuan orang luar, tetapi pendekatan tersebut melibatkan negosiasi dari berbagai situasi berbeda dari pengetahuan, seperti pengetahuan lokal, posisi negara pemberi bantuan donor atau negara yang terlibat dalam issue tersebut, dan lain-lainnya (2006:301).  Kemampuan untuk melihat perbedaan tentang knowledge antar dua budaya, serta kemampuan untuk melakukan sinergi yang menggabungkan kekuatan dari masing-masing budaya tersebut, melibatkan kemampuan untuk melihat cara berpikir yang berbeda dari yang biasa kita lakukan. Peter Senge menyebutnya sebagai kemampuan untuk melakukan shifting mind atau metanoia. Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam proses belajar perusahaan, agar dapat menerima ide-ide baru. Dalam hal ini menurut Peter Senge arti belajar itu sendiri seharusnya meliputi perubahan yang fundamental atau pergerakan dari sebuah pikiran. Selain memiliki kemampuan untuk mengubah cara berpikir, dalam konteks knowledge sharing lintas budaya ini, perusahaan juga perlu mempunyai orientasi pada  system thinking agar dapat melihat suatu permasalahan dalam konteks yang lebih komprehensif, tidak berdiri sendiri. Sebab tanpa pemahaman tentang sesuatu yang berorientasi pada sistem, tidak ada motivasi untuk melihat bagaimana hubungan dari masing-masing sub sistem yang terdapat dalam sistem tersebut (Senge, 1994:12). Hal terakhir yang perlu dikemukakan adalah kompetensi yang diperlukan bagi orang-orang yang terlibat dalam proses knowledge sharing lintas budaya ini. Menurut Kayes, dkk. (2005:582) ada beberapa kompetensi yang diperlukan oleh perusahaan dalam melakukan knowledge sharing tersebut, yaitu:

1. Valuing different cultures.

Kemampuan untuk memahami kompleksitas norma budaya dan bagaimana hal tersebut memberi kontribusi bagi terciptanya pengetahuan baru.

2. Building relationship within the host cultures.

Dengan membangun hubungan dengan orang-orang lokal akan memungkinkan proses penciptaan pengetahuan baru.

3. Listening and observing

Kemampuan mendengarkan dan mengamati akan membuat orang memahami budaya lokal dan praktek-praktek yang ada untuk mengerti rasional di belakang praktek tersebut.

4. Coping with ambiguity

Kemampuan untuk melihat permasalahan bukan sebagai sesuatu yang menyebabkan kebingungan tetapi hanya menganggap sebagai sesuatu hal baru yang perlu dipelajari.

5. Translating complex ideas

Kemampuan untuk menjelaskan ide yang kompleks dalam bahasa dan makna local.

6. Taking action

Kemampuan untuk bertindak dan membuat keputusan dan bertindak.

7. Managing others

Kemampuan untuk mengorganisasikan staf local dan expatriate serta mengatasi konflik di antara mereka.

  • Monthly

  • Blogroll

  • Meta

    • Subscribe to RSS feed
    • The latest comments to all posts in RSS
    • Subscribe to Atom feed
    • Powered by WordPress; state-of-the-art semantic personal publishing platform.
    • Firefox - Rediscover the web