case Knowledge Management II(Lanjutan)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Profil Responden
Hasil analisis data profil responden yang diper-
oleh penulis yaitu responden laki-laki sebanyak 20
orang (76,9%), responden perempuan sebanyak 6
orang (23,1%), rata-rata usia responden 32 tahun.
Prosentase latar belakang pendidikan paling banyak
adalah lulusan SMU sebanyak 10 orang (38,5% ).
Responden dalam penelitian ini paling banyak
berasal dari sub-divisi concierge sebanyak 14 orang
(53,8%). Rata-rata responden menekuni bidangnya
saat ini adalah 8 tahun.
Analisis Partial Least Square
Diagram Jalur
Pada bagian ini penulis membuat diagram jalur
yang akan membahas mengenai analisis pengaruh
personal knowledge, job procedure, dan technology
terhadap kinerja karyawan hotel. Selain itu, analisis
ini juga digunakan untuk mengetahui variabel mana
yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Dalam pengolahan data kuesioner penulis
menggunakan program SPSS. Berikut diagram jalur
untuk partial least square:
Experience
Personal
Knowledge
Standard
Operation
Procedure
Job Procedure
R²=0,315
Intranet
Technology
Kinerja
Karyawan
R²=0,687
Quality
Timeliness
Interpersonl
Impact
Need for
Supervision
Quantity
Gambar 2. Diagram Jalur Partial Least Square
Pengaruh Knowledge
Management
Terhadap Kinerja Karyawan
A
nalisis statistik yang digunakan adalah Partial
Least Square (PLS) yang persamaannya adalah:
a. Job procedure = α personal knowledge
b. Kinerja = β1. personal knowledge + β2. job
procedure + β3. technology
Goodness of Fit
Dalam Partial Least Square (PLS) terdapat 2
macam model yaitu:
a. Outer Model
Composite Reliability
Kelompok indikator yang mengukur sebuah
variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik jika
memiliki composite reliability≥0,7, walaupun bukan
merupakan standar yang absolut. Dalam hal ini
penulis tidak melakukan uji reliabilitas terhadap
variabel kinerja dikarenakan data tersebut merupa-
kan data sekunder dari Surabaya Plaza Hotel. Berikut
penulis menyajikan tabel composite reliability.
Tabel 1. Composite Reliability
Variabel Laten
Koefisien
Reliability
Jumlah
Indikator
Personal
Knowledge
Technology
Sumber: Data primer, diolah
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa variabel
personal knowledge dan job procedure dianggap
reliabel dikarenakan composite reliabilitynya ≥ 0,7.
Sedangkan variabel technology dianggap tidak
reliabel dikarenakan composite reliability-nya ≤ 0, 7.
b. Inner Model
Goodness of fit model diukur menggunakan R-
square variabel laten dependen dengan interpretasi
yang sama dengan regresi Q-square predictive
relevance untuk model struktural, mengukur
seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model
dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square
harus>0 di mana menunjukkan model memiliki
predictive relevance. Berikut model regresi dalam
penelitian ini:
1. Personal knowledge=α job procedure (R²=0,315)
Yang artinya kemampuan personal knowledge
untuk menjelaskan keragaman pemahaman ten-
tang job procedure adalah sebesar 0,315 atau 31,
5%.
2. Kinerja=β1. personal knowledge+β2. job
procedure+β3. technology (R²=0,687)
Yang artinya kemampuan kinerja untuk men-
jelaskan keragaman personal knowledge, job
Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
85
procedure, dan technology adalah sebesar 0,687
atau 68,7%.
Selanjutnya perolehan R² dimasukkan ke dalam
persamaan Q-square berikut:
Q² = 1 – (1 – job procedure) (1 – kinerja)
= 1 – (1 – 0,315) (1 – 0,687)
= 1 – (0.685) (0,313)
= 0,785595
Dari perhitungan ini nilai Q²=0,785595>0, yang
berarti model memiliki predictive relevance, di
mana semakin mendekati 1 berarti model
semakin baik.
3. Analisis Uji Hipotesis
Pada pengujian ini penulis akan melakukan
resampling bootstraping untuk mengetahui apa-
kah nilai antara personal knowledge, job pro-
cedure, technology akan bersifat signifikan
mempengaruhi kinerja karyawan dan apakah
nilai dari variabel personal knowledge bersifat
signifikan mempengaruhi job procedure. Statistik
uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t.
Tabel 2. Analisis Uji t
original
sample
estimate
mean of
sub-
samples
Standard
deviation
T-
Statistic
P_Value
personal –
>jobpros
0.561 0.566 0.331 1.695 0.045349
personal –
>kinerja
0.499 0.235 0.32 1.557 0.060052
jobpros –
>kinerja
0.099 0.11 0.286 0.345 0.36512
Tekno –
>kinerja
0.562 0.382 0.344 1.632 0.051655
Sumber: Data primer, diolah.
a. Hipotesis statistik
H1 = terdapat pengaruh positif antara personal
knowledge, job procedure, technology ter-
hadap kinerja karyawan.
H2 = terdapat pengaruh positif antara personal
knowledge terhadap job procedure.
H3 = job procedure merupakan intervening an-
tara personal knowledge dengan kinerja.
b. Keputusan
1. Pengambilan keputusan berdasarkan p-value
Hipotesis inner model 1:
P1 = 0.060052<α=0, 10, sehingga signifikan
(personal knowledge)
P2 = 0.345>α=0, 10, sehingga tidak signi-
fikan (job procedure)
P3 = 0.051655<α=0, 10, sehingga signifikan
(technology)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, karena tidak semua variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan hotel. Hanya variabel personal
knowledge, dan technology yang berpengaruh
secara signifikan, sedangkan job procedure
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan hotel. Dengan demikian
maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara personal
knowledge, job procedure, technology
terhadap kinerja karyawan hotel ditolak.
Hipotesis inner model 2:
P4 = 0.045349<α=0, 10, sehingga signifikan
(personal knowledge terhadap job
procedure)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, karena personal knowledge berpenga-
ruh secara signifikan terhadap job procedure.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa ada pengaruh antara personal know-
ledge terhadap pemahaman karyawan akan
job procedure diterima.
2. Pengambilan keputusan berdasarkan perban-
dingan t hitung dengan t tabel
t hitung 1= 1.557
t hitung 2= 0.345
t hitung 3= 1.632
Karena t hitung 1=1.557>t tabel=1.282, t
hitung 2=0.345<t tabel=1.282, t hitung
3=1.632>t tabel=1.282, apabila melihat besar-
nya pengaruh dari tiap variabel maka variabel
yang berpengaruh paling dominan adalah
variabel technology. Dengan demikian hipo-
tesis yang menyatakan bahwa pengaruh yang
paling dominan adalah job procedure ditolak.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Dari keseluruhan analisis yang telah dilakukan
penulis menemukan bahwa pengaruh langsung
antara job procedure ke kinerja menunjukkan
arah yang positif namun nilainya sangat kecil
yaitu sebesar 0,099 (perolehan angka dapat
dilihat pada tabel 4.26). Namun apabila melihat
pengaruh secara total antara personal knowledge
dan job procedure ke kinerja maka perolehan
nilainya akan lebih tinggi, dengan perhitungan
sebagai berikut:
Pengaruh total terhadap kinerja = (0,561 x 0,099)
+ 0,499 = 0,555
Yang artinya job procedure yang diimbangi
dengan personal knowledge akan memberikan
pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan hotel.
2. Penulis juga menemukan bahwa pemahaman
Standard Operation Procedure sebagai indikator
JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-88
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
86
dari job procedure dalam jangka waktu yang
panjang (long run) tidak menunjukkan pengaruh
yang kuat terhadap kinerja, hal ini juga dapat
dilihat dari jumlah responden atau karyawan
hotel yang lama menekuni bidangnya saat ini
kebanyakan lebih dari 9 tahun. Dengan jangka
waktu yang lama tersebut maka karyawan tidak
lagi terpaku pada Standard Operation Procedure
yang ada, namun pada prosesnya karyawan juga
belajar dari pengalaman yang diperoleh.
3. Hasil temuan yang penulis peroleh dari hasil
penelitian sebelumnya tentang knowledge mana-
gement yang dipaparkan oleh beberapa peneliti
seperti Malhotra dan Ardichvili (2002) dimana
dalam penelitiannya di bidang teknologi atau e-
business, dipaparkan mengenai pentingnya pera-
nan knowledge management yang disertai dengan
kemampuan individu atau karyawan dalam peru-
sahaan. Selama ini banyak perusahaan melaku-
kan investasi pada aspek teknologinya agar selalu
up to date, tetapi tidak memperhatikan sumber
daya manusia yang dimiliki, akibatnya kinerja
perusahaan tidak maksimal dikarenakan tidak
diimbangi dengan pembekalan pengetahuan ter-
hadap sumber daya manusianya. Contoh kasus
pada perusahaan Xerox, John Seely Brown
selaku direktur perusahaan tersebut melakukan
investasi lebih dari USD 1 milyar pada teknologi
dalam perusahaannya. Namun peningkatan
efisiensi dan efektifitas pada pengetahuan
karyawan sangat minim akhirnya kinerja
perusahaan menjadi tidak maksimal. Sedangkan
pada penelitian lain yang dilakukan Donoghaue,
Harris dan Weitzman mengemukakan bahwa
knowledge management yang efektif membutuh-
kan kombinasi dari berbagai macam elemen
organisasi contohnya teknologi dengan praktisi
sumber daya manusia, struktur organisasi dan
budaya dalam artian untuk memastikan bahwa
pengetahuan yang benar diperlukan untuk ber-
tahan pada saat yang tepat. Penulis juga
menemukan selama ini kebanyakan penelitian
knowledge management dilakukan pada industri
di bidang teknologi, hal ini dikarenakan industri
teknologi mempunyai perkembangan produk
yang sangat cepat regenerasinya sehingga mem-
butuhkan orang-orang yang selalu memiliki
inovasi-inovasi mutakhir agar dapat terus exist
dalam dunia bisnis. Pada intinya perusahaan
dalam bidang teknologi sangat mementingkan
kemampuan individu dalam menggali pengeta-
huan yang dimilikinya untuk mengembangkan
perusahaan. Dan kesimpulan yang diperoleh
bahwa penerapan knowledge management harus
diikuti antara pengetahuan yang dimiliki oleh
intangible asset yaitu setiap individu atau karya-
wan dalam suatu perusahaan dan tangible asset
seperti teknologi yang dimiliki perusahaan ter-
sebut. Saat ini penelitian dalam bidang jasa
mengenai penerapan knowledge management
masih sangat jarang ditemukan, maka dari itu
penulis mengangkat penelitian ini sebagai gam-
baran baru bagi dunia jasa bahwa penerapan
knowledge management juga dapat memberikan
manfaat nyata bagi kinerja perusahaan khususnya
di industri perhotelan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Responden paling banyak berusia 25 tahun,
dengan rata-rata lama menekuni bidangnya saat
ini lebih dari 9 tahun.
2. Pada pengaruh langsung personal knowledge, job
procedure dan technology tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Namun pada pengaruh tidak langsung personal
knowlegde dan job procedure berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
berarti dengan pengalaman yang dimiliki dan
pemahaman Standard Operation Procedure yang
baik akan berpengaruh pada kinerja karyawan.
3. Terdapat pengaruh antara personal knowledge ke
job procedure, dimana hal ini berarti dengan
personal knowledge yang baik maka pemahaman
akan job procedure juga baik.
4. Faktor yang paling dominan mempengaruhi
kinerja adalah technology. Hal ini dikarenakan
pada departemen front office banyak mengguna-
kan fasilitas technology untuk mendukung proses
kerja, contohnya pada sub-divisi reception yang
banyak menggunakan intranet dan fidelio untuk
menyimpan data dan memberikan informasi
antar departemen.
5. Menurut penulis secara keseluruhan implemen-
tasi knowledge management di Surabaya Plaza
Hotel sudah cukup baik, hal ini juga dapat dilihat
dari program-program yang ada yang menawar-
kan bentuk pelatihan atau training agar karyawan
diberi kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya. Program lain
yang diadakan yaitu sharing best-practices yang
menjadi wadah bagi para karyawan untuk mela-
kukan transfer knowledge demi peningkatan
kinerja hotel.
Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
87
Saran
Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya,
penulis menyarankan beberapa hal yang diharapkan
dapat membantu pihak hotel agar dapat mening-
katkan kualitas kinerja karyawannya, yaitu:
1. Pengetahuan akan job procedure hendaknya
disertai dengan personal knowledge yang baik
dari setiap karyawan.
2. Pihak hotel diharapkan untuk terus menggali
potensi sumber daya manusianya, dengan aktif
mengadakan kegiatan dan training yang ber-
manfaat.
3. Pihak hotel diharapkan dapat melakukan program
pemberian award bagi karyawan yang aktif dan
berprestasi atau yang memiliki wawasan luas
tidak hanya dalam departemennya saja melainkan
juga pada departemen lain, sehingga karyawan
mendapatkan motivasi agar tidak malas dalam
mengembangkan pengetahuan. Sehingga pada
akhirnya dapat memberikan manfaat bagi per-
usahaan dan bagi karyawan itu sendiri.
4. Pihak hotel diharapkan terus mengembangkan
penerapan knowledge management dan me-
nyeimbangkan antara intangible asset yang di-
miliki dengan tangible asset atau aspek fisik yang
mendukung.
Lebih lanjut, penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu:
1. Jumlah sampel yang kecil dan hanya terbatas
pada salah satu departemen dalam hotel yaitu
front office, sehingga tidak memungkinkan untuk
melakukan generalisasi.
2. Data tentang penilaian kinerja merupakan data
sekunder, dimana dari hal ini penulis tidak
mengetahui metodologi pengukuran kinerja yang
dilakukan oleh Surabaya Plaza Hotel sehingga
tingkat akurasinya tidak diketahui dengan pasti.
3. Tidak semua variabel dari tacit dan explicit
diukur dalam penelitian ini penulis hanya mem-
batasi pada tiga variabel saja yaitu personal
knowledge, job procedure, dan technology.
Berpijak dari keterbatasan tersebut, penulis mem-
berikan saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Diharapkan untuk melakukan penelitian know-
ledge management dengan memperluas karak-
teristik sampel pada beberapa kategori hotel
sebagai langkah generalisasi.
2. Penelitian juga dapat dilakukan dengan meng-
hubungkan knowledge management dengan
kepuasan pelanggan.
3. Memperbesar jumlah sampel dengan tujuan agar
penelitian tentang knowledge management mem-
berikan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR REFERENSI
Ardichvilli, A. (2002). Knowledge management,
human resource department, and internet
technology. Advances In Developing Human
Resources, 4, (451), pp. 4 – 5.
Anshori, Y. (2004). Analisis keunggulan bersaing
melalui penerapan knowledge management
dan knowledge-based strategy di Surabaya
Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan,
1, (2), pp. 39 – 53.
Bateman, T. S., & Snell, S. A. (2002). Management
competing in the new era (5
th
ed.). Irwin:
McGraw-Hill.
Basuki, H. (2006, September). Modul workshop
metodologi penelitian SEM. Surabaya: ITS.
Bernardin, R. A. (1993). Human resource manage-
ment: An experimental approach. Singapore:
McGraw Hill.
Carrillo, P., Robinson, H., Al-Ghassani, A., Anumba,
C. (2004). Knowledge management in UK
construction: Strategies, resources and
barriers. Project Management Journal, 35,
(1), p. 46.
Dajan, A. (1996). Pengantar metode statistik (jilid
2). Jakarta: LPES.
Djohar, S. (2000, Juli). Knowledge management.
Majalah manajemen, pp. 28-30.
Fatwan, S., (2006, Februari). Knowledge mana-
gement, warna cerah dunia bisnis Indonesia.
SWA, 4, (22), p. 53.
Ferdinand, A. (2002). Structural equation modeling
dalam penelitian manajemen aplikasi model-
model rumit dalam penelitian untuk tesis
magister & disertasi doktor. Semarang:
Fakultas Ekonomi Undip.
Honeycutt, J. (2005). Knowledge management
strategies; Strategi manajemen pengetahuan.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kuncoro, M. (2004). Metode kuantitatif: Teori dan
aplikasi untuk bisnis dan ekonomi (2
nd
ed.).